Rabu, 11 November 2009

Pertama Kali dalam Sejarah

Sidang Parlemen Australia Dibuka dengan Adat Aborigin



Brisbane - Selasa, 12 Februari 2008, merupakan hari bersejarah bagi penduduk asli Aborigin. Itu karena untuk pertama kalinya dalam sejarah Australia, sidang parlemen federal negara tersebut dibuka dengan penyambutan khas tradisi Aborigin.

Pelibatan unsur budaya penduduk asli benua Australia dalam acara pembukaan masa sidang parlemen federal ke-42 itu terjadi sehari sebelum Perdana Menteri Kevin Rudd menyampaikan permintaan maaf resmi atas kasus "generasi yang tercuri" dari anak-anak Aborigin, Rabu (13/2) esok.
Acara penyambutan yang disebut "Welcome to Country" itu antara lain ditandai dengan pertunjukan seni oleh sejumlah pemain didgeridoo dan kerang (alat tiup tradisional Aborigin), tarian oleh sekelompok perempuan, dan penyerahan tongkat pesan komunikasi rakyat Aborigin kepada PM Rudd oleh Ngambri elder Matilda House-Williams.
Tokoh wanita Aborigin itu, seperti dikutip Stasiun Televisi Sky News dan ABC yang menyiarkan momen acara tersebut, menyebut "Welcome to Country" di gedung Parlemen Australia ini sebagai simbol utama bagi "adanya harapan lahirnya sebuah bangsa yang bersatu melalui rekonsiliasi".
Ia mengatakan, acara penyambutan pada 12 Februari 2008 ini berbeda dengan apa yang pernah dilakukan oleh Jimmy Clemens, tokoh Aborigin, yang dengan bertelanjang kaki dan berkemeja tua bersama beberapa ekor anjingnya, menghadiri pembukaan persidangan parlemen Australia tahun 1927.
Saat melihat kehadiran Clemens, seorang polisi langsung memintanya pergi karena dianggap tidak berpakaian pantas untuk menghadiri acara. Clemens menjawab perlakuan polisi itu dengan mengatakan bahwa tanah ini adalah tanah para leluhurnya.

Tempat Bertemu
Selama ratusan tahun, Canberra yang menjadi ibu kota negara Australia dan menjadi lokasi gedung lama dan baru parlemen federal negara itu dimaknai para warga asli Aborigin sebagai "tempat bertemu" (meeting point/place).
"'Welcome to Country' (acara penyambutan negara) ini mengakui kehadiran rakyat kami dan memberikan penghormatan kepada para leluhur kami yang telah menciptakan tanah. Dalam melakukan ini, perdana menteri menunjukkan bahwa kami meminta penghormatan yang pantas bagi kami, bagi para anggota parlemen, dan bagi seluruh rakyat Australia," kata Matilda.
PM Rudd mengatakan, sekitar 100 tahun lalu, Canberra dipilih sebagai lokasi ibu kota negara. Sekitar 80 tahun lalu pula, gedung parlemen pertama dibangun, dan 20 tahun lalu gedung parlemen baru didirikan.
Ia mengatakan, masyarakat pribumi Aborigin sudah mendiami tanah Canberra ini selama ribuan generasi, sedangkan orang-orang Eropa baru sekitar lima, enam, atau tujuh generasi.
Ketika gedung parlemen pertama ini dibuka tahun 1927, para penduduk asli Aborigin dan Torres Strait Islander "sama sekali tidak disambut" kedatangannya, kata PM Rudd.
Namun sekarang ini, penduduk pribumi Australia itu hidup dan bersama seluruh rakyat Australia menggapai masa depan.
"Hari ini, kami memulainya dengan satu langkah kecil, meluruskan kesalahan-kesalahan masa lalu, dan acara seremoni ini adalah satu langkah simbolis dan penting," katanya.
Acara penyambutan yang sama hendaknya menjadi acara tetap bagi pemerintahan-pemerintahan Australia mana pun di masa mendatang, kata PM Rudd

Tidak ada komentar:

Posting Komentar